Minggu, 16 Oktober 2016

Gunung Kelud Kediri: Keindahan 1731 MDPL


Pemandangan dari salah satu puncak di Gunung Kelud

Minggu, 11 September 2016, seperti biasa demi memuaskan hobi dan me-refresh otak yang setiap harinya dipenuhi rutinitas sehari – hari dan tugas kuliah, hari libur merupakan hari yang sangat dinanti oleh penulis untuk berekreasi dan mengunjungi tempat – tempat wisata alam bersama kawan – kawan. Awalnya kami berencana mengunjungi Air Terjun Sumber Pitu yang terletak di Pujon, Kabupaten Malang. Akan tetapi kami batalkan dikarenakan kurangnya persiapan sebelumnya, dan mungkin beberapa dari kami juga bosan dengan wisata air terjun. Walaupun begitu Air Terjun Sumber Pitu tetap menjadi planning kami untuk berekreasi selanjutnya. Bergeser sedikit dari Kabupaten Malang, kami memutuskan untuk mengunjungi Wisata Alam Gunung Kelud yang berada di Kabupaten Kediri sekalian dengan Simpang Lima Gumul yang menjadi maskot kabupaten tersebut. Sebenarnya penulis sudah dua kali berkunjung ke Gunung Kelud dan beberapa kali ke Simpang Lima Gumul yang membuat penulis agak merasa bosan, tetapi ada satu hal yang membuat penulis penasaran dan akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke Gunung Kelud sekali lagi yaitu kondisi alamnya, dulu ketika penulis berkunjung ke Gunung Kelud pada tahun 2014 pasca erupsi dan awal – awal tahun 2015, kondisi alamnya masih mengerikan seperti pepohonan dan tumbuhan – tumbuhan yang mati dan gosong akibat erupsi. Lantas bagaimana untuk tahun ini? Dua tahun pasca erupsi. 

Jalan menuju kawasan wisata Gunung Kelud

Jalan menuju kawasan wisata Gunung Kelud

Pukul 07.00 WIB, kami berangkat melalui dua rute yang berbeda karena meskipun kami sama – sama bertempat tinggal di Kabupaten Jombang, namun jarak tempat tinggal kami terbilang jauh. Beberapa dari kami bertempat tinggal di Pusat Kota Jombang, sedangkan penulis bertempat tinggal di bagian timur Kabupaten Jombang, Kecamatan Mojoagung. Walaupun berangkat dari rute yang berbeda, namun kami tetap bertemu dalam satu titik perjalanan di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Beberapa kawan penulis melalui rute Jombang, Cukir, kemudian Pare, sedangkan Penulis mealui rute Mojowarno, Ngoro kemudian Pare. Setelah bertemu di Kecamatan Pare, kami melanjutkan perjalanan menuju Kawasan Wisata Alam Gunung Kelud. Kondisi di perjalanan cukup panas dikarenakan cuaca yang sedang terik ditambah adanya perbaikan jalan di Kecamatan Wates yang kami lewati. Udara mulai terasa dingin ketika memasuki Kecamatan Ngancar, Desa sugihwaras lokasi dimana Gunung Kelud berada. Setelah menghabiskan waktu sekitar dua jam perjalanan, pada pukul 09.00 WIB kami sampai di Gerbang Masuk Wisata Alam Gunung Kelud.


Jalan menuju puncak Gunung Kelud

Pemandangan dari atas Kawasan Wisata Gunung Kelud

Dari gerbang masuk, kami harus membeli tiket terlebih dahulu untuk bisa melanjutkan perjalanan. Biaya untuk tiket masuk yaitu sebesar Rp. 11.500 per orang yang sudah termasuk biaya parkir, mungkin akan berbeda jika kami berkunjung di hari – hari biasa. Perjalanan yang kami tempuh dari gerbang masuk menuju tempat parkir kendaraan sekitar 3 km tetapi kami memutuskan untuk tidak terburu – buru sementara menikmati pemandangan yang indah dan udara segar yang mulai terasa. Kami juga harus berhati – hati dalam berkendara karena terdapat tanjakan – tanjakan curam yang perlu konsentrasi lebih untuk melaluinya. Di tengah perjalanan kami sempat beristrirahat sejenak untuk berfoto dan menyantap bekal yang sudah kami siapkan dari rumah dan di perjalanan walaupun terdapat banyak warung – warung makan di sekitar area perjalanan menuju Gunung Kelud. Benar saja pepohonan dan tanaman mulai tumbuh hijau di sekitar perjalanan khususnya di Jalur Kawah Gunung Kelud yang sangat berbeda ketika penulis pertama kali berkunjung pasca erupsi 2014 lalu. Setelah memarkirkan kendaraan, kami harus berjalan untuk sampai ke puncak, yang pada kenyataannya kami harus berhenti sebelum mencapai puncak, karena ada larangan bagi pengunjung untuk mendekati kawah. Akan tetapi pemandangan dari atas masih sangat indah tidak kalah dengan Gunung Bromo ataupun Semeru. Menikmati pemandangan, mengabadikannya dalam sebuah foto, dan merasakan udara sejuk, hal inilah yang selalu ingin penulis rasakan. Setelah hampir dua jam kami menikmati pesona alam Gunung Kelud, sekitar pukul 12.00 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju Simpang Lima Gumul. Begitu indahnya pesona alam Indonesia, Semoga tetap lestari.

0 komentar:

Posting Komentar